Jumat, 16 April 2010
Sanseviera adalah salah satu tanaman hias yang memperindah rumahku. Tanaman ini memiliki bentuk yang sangat unik, ia tidak memiliki bunga yang indah seperti yang biasa dimiliki oleh tanaman hias lainnya, sanseviera hanya memiliki daun yang berdaging dan runcing-runcing, menurut saya bentuknya seperti stalagmit dan stalatit. Selain itu sanseviera juga memiliki nama-nama yang unik yang dikenal di seluruh dunia, yaitu "Lidah mertua (mother-in law tongue)", ada juga yang menamainya "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular. Julukan-julukan lainnya adalah "century plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil".
Tanaman ini memiliki banyak sekali spesies, di tempat yang saya amati yaitu rumah saya saja terdapat 6 spesies dari sanseviera., antara lain Sansevieria aethiopica, Sansevieria aubrytiana, Sansevieria fischeri, Sansevieria guineensis, Sansevieria javanica, Sansevieria senegambica. Tidak hanya di halaman rumah saya, tanaman hias ini juga banyak dan dengan mudah kita temui di rumah-rumah sekitar kita. Dengan begitu tanaman ini dapat tetap lestari, tanpa harus membentuk suatu cagar alam, mungkin halaman rumah yang dipenuhi dengan tanaman hias bisa kita sebut sebagai “cagar alam pribadi”.
Keunikan lain dari tanaman ini adalah kegunaan yang dimilikinya, selama in banyak orang hanya mengetahui kegunaannya sebagai tanaman hias untuk memperindah tampilan rumah, sebenarnya tanaman in mempunyai banyak kegunaan-kegunaan lainnya, antara lain adalah sebagai bahan serat karena tanaman ini memiliki serat daun yang panjang dan elastis, dapat juga dijadikan sebagai obat alternative untuk penderita diabetes, getah tanaman ini juga digunakan sebagai cairan antiseptik dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan P3K, dan khasiatnya yang lain adalah menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Dengan kemampuan sansevia\era untuk mengikat zat-zat polutan, dengan begitu ibu-ibu rumah tangga sanseviera dapat meletakannya di dapur sehingga dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.
Dengan begitu kita sekarang tidak hanya melihat sanseviera sebagai tanaman hias yang unik saja tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Untuk itu upayakanlah untuk menanam tanaman in di rumah anda, selain banyak manfaatnya, kita juga dapat ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian keragaman hayati khususnya keragaman spesies sanseviera.
Tugas Keanekaragaman Hayati
KEANEKARAGAMAN SANSEVIERA DI HALAMAN RUMAHKU
Disusun Oleh :
Nama : Divya Rani
NIM : A1C407030
Dosen Pengampu :
Dr. Bambang Hariyadi, P.hd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
APRIL 2010
Selasa, 02 Juni 2009
bakteri methanogenik
BAKTERI METHANOGENIK
Istilah archaea berasal dari bahasa Greek : archaios yang artinya purbakala. Archaea diduga sel makhluk hidup yang paling tua. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, seperti yang ditemukan pada dinding sel semua eubakteria (sering disebut bakteri). Peptidoglikan adalah suatu molekul kompleks yang mengandung fragmen disakarida amino dan peptida yang unik. Juga struktur DNAnya berbeda dari Eubakteria. DNA Archaea mempunyai bagian gen besar dibandingkan dengan Eubakteria atau Eukaria. Juga RNArnya mempunyai urutan basa yang berbeda dari RNA eubakteria. Membran selnya mempunyai struktur kimia yang unik yang tidak didapatkan pada Eubakteria maupun pada Eukaria.
Lipid dalam membran plasmanya bercabang, tidak hanya berbeda dengan bakteri, tetapi juga berbeda dengan organisme lainnya. Lipid yang dibentuk ini biasanya berhubungan dengan lingkungan yang ekstrim tempat organisme tersebut hidup dan beradaptasi. “Archaea” ini tidak sensitif terhadap antibiotik.
Archaea yang bersifat fototrofik menggunakan pigmen rodopsin bakteri. Pada tingkat molekul, RNA transfer dan RNA ribosom “Archaea” ini memiliki untaian nukleotid yang unik, walaupun secara struktur lebih mendekati eukariota (organisme yang mempunyai inti sejati) daripada Eubakteria. Banyak dari “Archaea” ini yang memperoleh energi dari reaksi anorganik untuk membuat bahan organik. Beberapa ada yang heterotrof. Anggota dari “Archaea” memiliki beberapa macam bentuk yaitu berbentuk batang, bulat, spiral, berbentuk filament, dan flat (pipih).
Archaea hidup di lingkungan yang ekstrim dimana organisme lain tidak dapat hidup. Karena hidup di lingkungan yang ekstrim, mereka disebut ekstremofil. “Archaea” ada yang membedakannya atas tiga kelompok, salah satunya adalah :
• Kelompok metanogen (pembuat gas metan) yang hidup dalam dasar kolam dan rawa-rawa, beberapa jenis ada yang hidup dalam saluran pencernaan hewan Ruminansia (sapi, domba, kambing) dan saluran pencernaan manusia. Bakteri methanogenik adalah bakteri gram positif dan gram negative yang menghasilkan metana selama metabolismenya. Organisme ini menghasilkan gas metan dari hasil kemosintesis secara anaerob (tanpa oksigen). Methanobacterium yang dapat menghasilkan gas metan (CH 4) dari hidrogen (H 2 ) dan karbon dioksida. Methanobacterium ini berperan dalam pembuatan gas bio. Kira-kira 65% dari gas metan yang didapatkan diatmosfir dihasilkan oleh bakteri metanogen ini. Contoh yang lain adalah Methanococcus vannielli dan methanosarcina mazei.
Dalam praktiknya, ia mampu memproduksi gas metana dalam rawa dan sampah secara alami. Di awal penelitian, para ilmuwan menemukan organisme itu mampu mengubah hidrogen menjadi metana. Namun, hasil yang dicapai dengan memakai hidrogen kurang maksimal. Kemudian, penelitian lebih lanjut untuk bisa menghasilkan hidrogen pun dilakukan. Dalam penelitian tersebut ditemukan cara untuk menghasilkan hidrogen lebih banyak. Caranya, melakukan proses dalam sel elektrolisis mikrobial. Pembentukan metana pun bisa menjadi lebih baik.
(anonim, 2004)
Berikut salah satu foto dari bakteri methanogenik :
(anonim, 2008)
Berikut beberapa penjelasan tentang beberapa contoh dari bakteri methanogenik :
§ Bakteri Methanosarcina mazei
(anonim, 2008)
§ Methanosarcina barkeri fusaro
Methanosarcinales | ||||||||||
| ||||||||||
Methanosarcinales Methanosarcinales | ||||||||||
(anonim, 2001)
§ Methanococcus jannaschii
Methanococcus jannaschii adalah mikroba yang dapat menghasilkan gas metan. Mikroba ini ditemukan di lingkungan berasap hydrothermal, tanpa cahaya, tanpa oksigen, tanpa sumber zat karbon. Sifat yang sangat tidak biasa yang dimiliki oleh mikroba ini membawa pada kesimpulan bahwa domain makhluk hidup tidak hanya prokaryotes dan eukrayotes, tetapi ada domain baru yang terdiri dari mikroba yang berpenampilan prokaryotes, tetapi tak memiliki sifat prokaryotes sama sekali. Para ilmuwan mengelompokkan mikroba seperti ini dalam domain baru yaitu Archaea.
(anonim, 2003)
§ Methanosarcina acetivorans
Methanosarcina acetivorans C2A Methanosarcina acetivorans C2A | ||||||||||||||||
| ||||||||||||||||
| ||||||||||||||||
Methanosarcina acetivorans Methanosarcina acetivorans |
Methanosarcina acetivorans is a versatile methane producing microbe which is found in such diverse environments as oil wells, trash dumps, deep sea hydrothermal vents, and oxygen depleted sediments beneath kelp beds. Methanosarcina acetivorans adalah serbaguna methane memproduksi mikroba yang ditemukan dalam beragam lingkungan sebagai sumur minyak, sampah kesedihan, deep sea hydrothermal ventilasi dan oksigen habis sedimen kelp bawah tempat tidur. Only M. Hanya M. acetivorans and microbes in the genus Methanosarcina use all three known metabolic pathways for methanogenesis . [1] Methanosarcinides, including M. acetivorans dan mikroba dalam genus Methanosarcina dikenal menggunakan tiga jalur metabolis untuk methanogenesis. Methanosarcinides, termasuk M. acetivorans , are also the only archaea capable of forming multicellular colonies, and even show cellular differentiation. acetivorans, juga satu-satunya archaea mampu membentuk koloni multicellular, dan bahkan menunjukkan perbedaan selular. As of 2006 [update] , the genome of M. Pada 2006 [update], yang dari genome M. acetivorans is the largest of all sequenced archaeal genomes . [2] acetivorans adalah pulau terbesar dari semua sequenced archaeal
In 2006, James G. Ferry and Christopher House discovered that M. Pada 2006, James G. Ferry dan Christopher House menemukan bahwa M. acetivorans uses a previously unknown metabolic pathway to metabolize carbon monoxide into methane and acetate using the well known enzymes phosphotransacetylase (PTS) and acetate kinase (ACK). acetivorans menggunakan sebelumnya tidak dikenal metabolis jalan ke metabolize karbon monoksida menjadi methane dan asetat menggunakan dikenal enzymes phosphotransacetylase (PTS) dan acetate kinase (ACK). This pathway is surprisingly simple, and has been proposed by Ferry and House as perhaps the first metabolic pathway used by primordial microbes. Jalan ini adalah mengherankan sederhana, dan telah diusulkan oleh Ferry dan Rumah sebagai mungkin pertama metabolis jalan yang digunakan oleh mikroba purba. Other theories of the primordial metabolic biochemistry include heterotrophic theory and chemoautotrophic theory , but both these theories have been criticised as being far too complex to have arisen spontaneously. Teori lainnya dari purba metabolis biokimia termasuk heterotrophic teori dan teori chemoautotrophic, namun kedua teori ini telah kritik sebagai jauh terlalu rumit untuk muncul secara spontan.
However, in the presence of minerals containing iron sulfides, as might have be found in sediments in a primordial environment, acetate would be catalytically converted into acetate thioester , a sulfur-containing derivative. Namun, di hadapan mineral yang mengandung besi sulfides, karena mungkin telah ditemukan di dalam sedimen purba lingkungan, acetate catalytically akan dikonversi menjadi thioester acetate, yang mengandung belerang-turunan. Primitive microbes could obtain biochemical energy in the form of adenosine triphosphate (ATP) by converting acetate thioester back into acetate using PTS and ACK, which would then be converted back into acetate thioester to complete the process. Primitif biochemical mikroba dapat memperoleh energi dalam bentuk adenosine triphosphate (ATP) oleh mengkonversi asetat thioester kembali ke asetat menggunakan PTS dan ACK, yang kemudian akan diubah kembali ke thioester acetate untuk menyelesaikan proses. In such an environment, a primitive "protocell" could easily produce energy through this metabolic pathway, excreting acetate as waste. Dalam lingkungan, yang primitif "protocell" dengan mudah dapat menghasilkan energi melalui jalan ini metabolis, excreting asetat sebagai sampah. Furthermore, ACK catalyzes the synthesis of ATP directly. Selain itu, ACK catalyzes sintesis dari ATP yang secara langsung. Other pathways generate energy from ATP only through complex multi-enzyme reactions involving protein pumps and osmotic imbalances across a membrane. Jalur lainnya menghasilkan energi dari ATP hanya melalui kompleks multi-enzim protein yang melibatkan reaksi pompa dan bersifat osmosa imbalances di sebuah selaput.
§
Methanosarcina
From MicrobeWiki, the student-edited microbiology resource
Methanosarcina acetivorans . Methanosarcina acetivorans. Courtesy of the Courtesy of Everly Conway de Macario and Alberto JL Macarioenome. Courtesy of Courtesy of Everly Conway dari Macario dan Alberto Macarioenome JL.
Classification Klasifikasi
Higher order taxa: Archaea; Euryarchaeota; Euryarchaeota orders incertae sedis; Methanosarcinales; MethanosarcinaceaeArchaea; Euryarchaeota; Euryarchaeota pesanan incertae sedis; Methanosarcinales; Methanosarcinaceae
Species: Spesies:
Methanosarcina acetivorans, M. baltica, M.Methanosarcina acetivorans, M. baltica, M. barkeri , M. lacustris, M. mazei, M. semesiae, M. siciliae, M. thermophila, M. vacuolata barkeri, M. lacustris, M. mazei, M. semesiae, M. siciliae, M. thermophila, M. vacuolata
Description and Significance Deskripsi dan signifikansi
Methanosarcina spp. Methanosarcina spp. are anaerobic methanogens that can form multicellular colonies. anaerobic methanogens adalah yang dapat membentuk koloni multicellular. They can be found in a multitude of environments including the rumen in cows, sheep, goats, deer, and the large intestine in humans. Mereka dapat ditemukan di banyak lingkungan termasuk waduk di sapi, domba, kambing, rusa, dan usus besar pada manusia. Recently, there has been a study on M. Baru-baru ini, ada studi pada M. barkeri , because evidence of a 22nd amino acid named pyrrolysine has been detected. barkeri, karena bukti dari 22. asam amino bernama pyrrolysine telah terdeteksi. This protein was located in the active site of the enzyme methogenic methylamine methyltransferase, which catabolizes methylamines leading to methane production. Protein ini berada di situs yang aktif dari enzim methogenic methylamine methyltransferase, yang mengarah ke catabolizes methylamines methane produksi.
Genome Structure Struktur genome
Clearly containing the largest archaeal genome (4th largest of Prokaryotes) with 5,751,492 bp, M. Jelas yang terbesar archaeal genome (4th terbesar dari Prokaryotes) 5751492 dengan bp, M. acetivorans uses these genes for a multitude of different properties not shown by other archaeons. acetivorans menggunakan ini untuk gen banyak berbeda properti tidak ditampilkan oleh archaeons lainnya. Another sequenced species, M. Sequenced spesies lain, M. 'mazei also has a large genome in relation to other archaeons with 4,096,345 bp. 'mazei juga memiliki genome besar dalam kaitannya dengan lainnya archaeons dengan 4096345 bp. An interesting discovery in the M. Penemuan yang menarik di M. acetivorans genome was the presence of chaperonins GroEL/GroES that were believed to occur only in bacteria and eukaryotic cell organelles of bacterial ancestry. acetivorans genome adalah kehadiran chaperonins GroEL / GroES yang diyakini hanya terjadi dalam sel bakteri dan eukaryotic organelles dari bakteri keturunan. Three other main chaperoning systems were discovered as well. Tiga lainnya adalah sistem utama chaperoning ditemukan juga. A pivotal question is then did M. Sebuah pertanyaan yang sangat penting maka itu M. acetivorans receive the genes by inheritance or by lateral transfer from a bacterium, which was suggested for M. acetivorans menerima warisan oleh gen atau oleh lateral transfer dari bakteri yang disarankan untuk M. mazei . mazei. The answer could dictate whether the common ancestor had these genes or whether they were a bacterial product that have been transferred. Jawabannya bisa mendikte apakah Common leluhur ini telah gen atau apakah mereka merupakan produk bakteri yang telah ditransfer.
Cell Structure and Metabolism Struktur sel dan Metabolism
Methanosarcina acetivorans C2A courtesy of Whitehead Institute Center of Genome Research. Methanosarcina acetivorans C2A courtesy of Whitehead Institute Pusat Penelitian Genome.
Methanosarcina courtesy of Hirosaki-u. Methanosarcina courtesy of Hirosaki-u.
All the other methanogens can utilize no more than two methanogenic substrates and possess a single pathway for methanogenesis. Methanosarcina , on the other hand, has all three known pathways for methanogenesis and can utilize no less than nine methanogenic substrates. M. Semua yang lain dapat memanfaatkan methanogens tidak lebih dari dua methanogenic substrates dan memiliki satu jalan untuk methanogenesis. Methanosarcina, di sisi lain, telah diketahui semua tiga jalur untuk methanogenesis dan dapat memanfaatkan tidak kurang dari sembilan methanogenic substrates. M. barkeri and M. barkeri dan M. mazei are autotrophic, but M. mazei adalah autotrophic, namun M. acetivorans is not. acetivorans tidak.
It also has a number of distinct morphological forms including single cells with and without a cell envelope, as well as multicellular packets and lamina. Ia juga memiliki sejumlah bentuk berbeda morphological termasuk satu sel dengan sel dan tanpa amplop, serta lapisan tipis dan multicellular paket. The packets and lamina showed internal morphological diversity, indicating possible cell differentiation. Lapisan tipis dan paket yang menunjukkan keanekaragaman internal morphological, mungkin menunjukkan perbedaan sel. The fact that cells in the lamina secrete different extracellular material gives light to possible cell specialization as well. Fakta bahwa sel-sel di lapisan tipis rahasia extracellular material yang berbeda untuk memberikan cahaya mungkin sel spesialisasi juga. They are coccoid and have cell walls of protein, often having an external wall of a heteropolysaccharide. Mereka coccoid dan dinding sel protein, sering mengalami eksternal dinding yang heteropolysaccharide. Most Methanosarcina spp. Paling Methanosarcina spp. are surrounded by a polymeric network of methanochondroitin that is external to an S-layer. dikelilingi oleh jaringan yang dibuat dr polimer methanochondroitin yang luar an S-layer. The term "matrix" has been proposed to describe this structure. Istilah "matrix" telah diusulkan untuk menjelaskan struktur ini. It has been demonstrated by Xun et al. Telah ditunjukkan oleh Xun dkk. (1990, as cited in Ferry p.89) that the methanochondroitin causes cell-cell adhesion. (1990, seperti dikutip dalam Ferry p.89) bahwa methanochondroitin menyebabkan sel-sel adhesion.
Ecology Ekologi
Methanosarcina display environmental diversity. Methanosarcina menampilkan keanekaragaman lingkungan. It has been located in freshwater and marine sediments, decaying leaves and garden soils, oil wells, sewage and animal waste digesters and lagoons, thermophilic digesters, feces of herbivorous animals, and the rumens of ungulates. Telah berada di air tawar dan laut sedimen, pembusukan daun dan taman tanah, sumur minyak, kotoran hewan dan sampah digesters dan lagoons, thermophilic digesters, kotoran hewan yang hanya makan tumbuh-tumbuhan, dan rumens dari ungulates. Further, the species of Methanosarcina grow between 1 to 35°C with the optimal temperature of around 25°C. Lebih jauh lagi, jenis Methanosarcina tumbuh antara 1 hingga 35 ° C dengan suhu optimal sekitar 25 ° C. (anonim, 2005)
Tugas taksonomi Monera dan Protista
BAKTERI METHANOGENIK
DISUSUN OLEH :
Irfan Pasaribu A1C407007
Divya Rani A1C407030
Dwi Mairida A1C407036
Nurhasanah A1C407041
DOSEN PENGAMPU :
Retni S. Budiarti, S.Pd, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
APRIL 2009
DAFTAR PUSTAKA
Helianti, Is (2003). GENOM MIKROBA PROYEK MASA DEPAN DUNIA. www.google.com, 7 April 2009.
Anonim (2005). METHANOSARCINA ACETIVORANS. www.wikipedia.com, 8 April 2009.
Brill. Jessica (2001). METHANOSARCINA BARKERI FUSARO. www.google.com, 7 April 2009.
Anonim (2008). GROWTH HABITS OF PLANTS. aminbest-orange.blogspot.com, 7 april 2009.
Itabashi, Hisao (2008). METHANOGENIC BAKTERIA ATTACHED ON PROTOZOA. www.soi.wide.ad.jp, 7 April 2009.
Anonim (2004). DOMAIN ARCHAEA. www.google.com, 7 April 2009.
media pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru/fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar dikenal banyak jenis media pembelajaran yang masing-masing memiliki karakter tersendiri. Penguasan akan hal ini akan sangat membantu dalam mengenal, merencanakan, serta mengembangkan media pembelajaran yang cocok dengan sasaran yang ingin dicapai. Ada berbagai jenis media pembelajaran sebelum mencoba menggolongkannya atau mengklasifikasikannya orang berusaha mengenal karakteristik media tersebut. Mungkin sudah kita ketahui bahwa karakteristik suatu objek sangat tergantung pada objek itu sendiri maupun dari sudut pandang mana objek itu dilihat.
Rudi Bretz mengklasifikasikan media atas karakteristik utamanya yaitu suara, bentuk visual (gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Disamping itu dia juga membedakan media transmisi dan media rekaman. Atas dasar itu Bretz (1971) menggolongkan semua media menjadi 7 kelas, yaitu :
- Media audio visual gerak
- Media audio visual diam
- Media audio semi gerak
- Media visual gerak
- Media visual diam
- Media audio
- Media cetak
Berbeda dengan Bretz, menurut L. J. Briggs (1970) menggolongkan media tersebut dengan mengkaitkan kesesuaian karakteristik rangsangan yang dapat ditimbulkan atau media tersebut dengan (a) karakteristik siswa, (b) persyaratan tugas, (c) materi, dan (d) transmisinya. Briggs mengidentifikasikan 13 macam media pembelajaran yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pengajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film televisi, dan gambar.
Karakteristik media sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the basic for media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa karakteristik media sangat menentukan hasil penggolongan media pembelajaran. Namun demikian pemahaman akan karakeristik masing-masing media pembelajaran ini akan sangat membantu guru maupun mengembangkan program dalam memilih media yang sesuai dengan situasi belajar yang diharapkan.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara lain:
1. Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
2. Menurut Heinich, dkk 1985, media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.
3. Media Martin dan Briggs 1986 mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
4. Menurut H Malik 1994 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesempatan ciri-ciri media pembelajaran diantaranya:
1. Penggunaanya dikhususkan atau dialokasikan pada kepentingannya,
2. Merupakan alat untuk menjelaskan apa yang ada dibuku pelajaran baik berupa kata-kata simbol atau bahkan angka-angka,
3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian,
4. Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan tertentu tapi digunakan pada seluruh keilmuwan.
2.2. Manfaat Media pembelajaran
Media tersebut dapat digunakan untuk merangsang diskusi diantara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, serta dapat membantu menemukan gagasan untuk mengawali kegiatan mengarang. Bercerita dan kegiatan kerja kelompok, serta dapat dipakai sebagai sumber kegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau memperkaya pengetahuan yang dipelajari di kelas, dan mampu mengundang keterlibatan kognitif dan emosional siswa secara spontan.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimana pun dan kapan pun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
2.3. Fungsi media pembelajaran
Media memiliki fungsi, di antaranya :
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
- Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek yang disebabkan karena: (a) objek terlalu besar, (b) objek terlalu kecil, (c) objek yang bergerak terlalu lambat, (d) objek yang bergerak terlalu cepat, (e) objek yang terlalu kompleks, (f) objek yang bunyinya terlalu halus, (g) objek yang mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
- Media pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis.
- Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
- Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak.Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1993). Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.Kriteria di atas lebihdiperuntukkan bagi media konvensional.
Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajaran bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasi aspek dan keterampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
2.4. Macam-Macam Media pembelajaran
BAB III
PEMBAHASAN
- MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang berkaitan dengan indra pendegaran yang akan menyampaikan pesan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal.
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, verbal, nonverbal, maupun kombinasinya.
Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan ke dalam media audio antara lain radio, piringan audio, pita audio, tape recorder, phonograph, telepon , laboratorium bahasa, public address system dan rekaman tulisan jauh.
· RADIO
Pada dasarnya siaran radio dalam program belajar mengajar berfungsi untuk :
a) Meningkat kemampuan komunikasi audio.
b) Membuat suasana belajar menjadi lebih hidup.
c) Meningkatkan kemampuan apresiasi dan imajinasi terhadap kejadian atau peristiwa yang sedang disiarkan.
Sebagaimana media pembelajaran lainnya, media radio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media radio adalah :
a) Program siaran dapat direkam dan isi dapat dipergunakan berulang kali dengan konsisten.
b) Daya jangkauannya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil.
c) Harganya terjangkau.
d) Dapat dipindah-pindah.
e) Program dapat diedit sesuai yang dikehendaki.
f) Dapat menyajikan laporan-laporan seketika.
g) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
h) Dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai tehnik dan efek suara, cocok untuk mengajarkan musik, sejarah, drama dan bahasa.
i) Dapat menyiarkan kejadian khusus, actual dan pritiwa histories.
Namun, media radio juga memiliki keterbatasan antara lain :
a) Penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit.
b) Sifat komunikasinya satu arah.
c) Hanya menggunakan medium audio saja.
d) Sulit dikontrol, artinya pendengar tak dapat menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi atau meminta untuk mengulas bagian yang kurang jelas.
Program siaran radio dapat direkam oleh pendidik (guru) dengan menggunakan kaset kosong atau media lainnya. Bisa juga dengan cara mendegarkan langsung siaran radio tersebut sesuai degan jadwal siaran.
Prosedur penggunaan siaran radio
1) Persiapan
Sebelum mendegarkan siaran radio,terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
ü Sebelum siaran dilaksanakan guru perlu mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang akan digunakan untuk mempersiapkan siswa supaya mereka dapat mengikuti siaran dengan baik.
ü Menugaskan siswa untuk mempelajari berbagai sumber di atas yang ada hubunganya dengan topik program yang akan disiarkan.
ü Menjelang siaran dilaksanakan yakinkan bahwa siswa telah menguasai topik dan tujuan dari program yang akan didengarkannya.
ü Menjelaskan pada siswa tentang apa-apa yang perlu disediakan.
ü Selambat-lambatnya 5 menit sebelum program disiarkan radio harus sudah dihidupkan dan diarahkan pada stasiun pemancar yang akan menyiarkan program.
ü Meletakkan radio pada posisi sedemikian rupa sehingga guru dapat mengontrol agar penyajian program tidak terganggu
2) Pelaksanaan
Pada saat siaran berlangsung maka perlu diperhatikan :
ü Agar siswa berada pada tempatnya sehingga tidak mengganggu program siaran yang didengarkan.
ü Agar siswa mencatat bagian siaran yang kurang jelas, belum dimengerti, untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah siaran berakhir.
ü Agar siswa mengerjakan tugas-tugas (bila ada) sesuai perintah dalam siaran tersebut.
3) Tindak lanjut
Setelah program siaran selesai dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan antara lain :
ü Mendiskusikan materi siaran.
ü Melakukan percobaan, penelitian, tes dan melatih keterampilan sesuai dengan topik yang disiarkan.
ü Menulis laporan.
ü Mendramatisasi, melakukan wawancara, dan sebagainya.
ü Memberikan balikan terhadap program siaran.
· TAPE RECORDER DAN PITA AUDIO
Sepeti halnya radio, tape recorder dan pita audio tidak dapat diabaikan fungsinya sebagai media pembelajaran di sekolah. Media ini memiliki fungsi untuk :
a) Meningkatkan komunikasi audio.
b) Membuat suasana belajar lebih mantap dan komunikatif.
c) Mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang sedang disajikan.
Ada 2 macam rekaman dalam alat perekam pita magnetic (tape recorder), yaitu system : full track recording dan double track recording. Ada beberapa kelebihan tape recorder sebagai media pendidikan :
ü Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya.
ü Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
ü Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.
ü Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
ü Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah.
ü Program kaset dapat menimbulkan berbagai kegiatan.
ü Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa.
Namun media tape recorder dan pita audio juga memiliki keterbatasan, antara lain :
ü Daya jangkauannya amat terbatas
ü Rekaman kadang-kadang mudah terhapus
ü Biaya pengadaannya lebih mahal, terutama untuk sasaran yang luas
Media tape recorder dan pita audio dapat dibuat oleh guru dengan cara merekam siaran atau bahan pengajaran sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Prosedur penggunaan tape recorder dan pita audio
Prosedur penggunaan tape recorder dan pita audio tidak jauh berbeda dengan radio. Penggunaan media ini umumnya meliputi langkah-langkah :
1) Persiapan
Sebelum mendengarkan isi program, terlebih dahulu harus disiapkan hal-hal sebagai berikut :
Ø Menentukan topik dan program media yang akan diputar.
Ø Menugaskan siswa untuk mempelajari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan topik tersebut.
Ø Menjelaskan kepada siswa tentang topik dan tujuan yang hendak dicapai dari program tersebut.
Ø Menjelaskan kepada siswa tentang apa-apa yang perlu disediakan.
Ø Mengecek peralatannya.
Ø Menempatkan tape recorder pada posisi yang memungkinkan seluruh siswa dapat mendengarkan isi program dengan baik.
Ø Mengatur tata letak tempat duduk siswa sedemikian rupa sehingga guru dapat mengontrol agar suasana kelas mampu mendukung penyajian program dengan baik.
2) Pelaksanaan (penyajian)
Pada saat penyajian program berlangsung perlu diperhatikan :
Ø Agar siswa berada pada posisinya sehingga perhatian siswa tercurah pada sajian program.
Ø Agar siswa mengingat atau mencatat hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah penyajian program berakhir.
Ø Agar dimungkinkan bagi guru untuk dapat menghentikan sementara pita audio, untuk menjelaskan hal-hal yang perlu mendapat penekanan.
Ø Agar menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (bila ada) sesuai perintah dalam isi program tersebut.
3) Tindak lanjut
Setelah isi program disajikan, dilanjutkan dengan kegitan-kegitan antara lain :
Ø Mendiskusikan isi program.
Ø Melakukan percobaan, penelitian, tes dan melatih keterampilan sesuai dengan topik.
Ø Menulis laporan.
Ø Memberi balikan terhadap program.
- MEDIA VISUAL
Media visual dibedakan menjadi 2 yaitu (1) media visual diam dan (2) media visual gerak. Jenis-jenis media yang dapat digolongkan atau diklasifikasikan ke dalam media visual diam antara lain foto, ilustrasi, flash card, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, overhead proyektor, dan tachitoscopes, serta grafik, bagan, diagram, poster, gambar kartun, peta dan globe. Sedangkan media visual gerak meliputi gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang digunakan menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Media visual dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk :
o Mengembangkan kemampuan visual
o Mengembangkan imajinasi anak
o Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas
o Mengembangkan kreativitas anak
o Menarik perhatian anak
o Memperjelas sajian ide
o Mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media visual termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.
Media visual memiliki kelebihan sebagai berikut :
§ Umumnya murah harganya
§ Mudah didapat
§ Mudah digunakannya
§ Dapat memperjelas suatu masalah
§ Lebih realistis
§ Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
§ Dapat mengatasi keterbatsan ruang dan waktu
Namun demikian media visual juga memiliki keterbatasan antara lain :
§ Semata-mata hanya medium visual
§ Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar
§ Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan, dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.
· GAMBAR DATAR
Media gambar datar, seperti foto, gambar ilustrasi, flash card, gambar pilihan dan potongan gambar mudah didapat dan murah harganya, media ini juga mudah dimengerti dan dapat dinikmati dimana-dimana. Media ini dapat digunakan untuk memperkuat impresi, menambah fakta baru dan memberi arti dari suatu abstrak.
a. Foto
Saat ini hampir di semua sekolah umum telah banyak tersedia fotografer baik amatir maupun professional. Dengan demikian pemanfaatan foto untuk media pembelajaran bukanlah menjadi kendala bagi guru-guru umumnya. Hanya saja bagi yang belum dapat memproses (mencuci, mencetak) sendiri sering dihadapkan dengan masalah dana.
Kelebihan media gambar foto adalah :
- Sifatnya konkrit. Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingakn dengan media verbal semata.
- Foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
- Media foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
- Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
- Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
- Foto hanya menekankan persepsi indra penglihatan
- Foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
- Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
b. Ilustrasi
Buku tes dan buku pelajaran pada umumnya dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Akhir-akhir ini sudah sulit rasanya menemukan buku-buku tanpa dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Penggunaan warna dalam gambar ilustrasi dapat dikatakan tidak begitu perlu, namun memiliki nilai tersendiri. Guru yang mengabaikan gambar ilustrasi dapat dikatakan tidak memanfaatkan kelebihan salah satu media pembelajaran.
c. Flash card
Falsh card biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya dan dapat digunakan untuk mengembangakan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Kartu ini mungkin dapat dibeli di toko-toko atau pusat media bahkan dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
d. Gambar pilihan dan potongan gambar
Seringkali kita temui para guru suka mengumpulkan dan membuat kliping gambar-gambar pilihannya dari berbagai sumber, seperti majalah, surat kabar dan sebagainya. Sebagai contoh misalnya gambar ekosistem, dan lain-lain. Gambar tersebut dapat dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam perbendaharaan kata. Gambar-gambar lain mungkin dapat dipilih dan dikumpulkan serta digunakan sesuai dengan topik yang akan dikembangkan.
· MEDIA PROYEKSI DIAM
Dalam media proyeksi diam gambar yang mengandung pesan yang akan disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Adakalanya media ini hanya visual sifatnya, tetapi ada pula yang disertai rekaman audio. Media proyeksi diam dapat digunakan oleh guru-guru untuk mengajar berbagai mata pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan untuk (1) memberi informasi faktual, (2) memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam pengembangan keterampilan, (3) merangsang apresiasi terhadap seni, gejala alam, orang dan sebagainya, (4) memberi kerangka tindakan terhadap ketiga tujuan sebelumnya. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain ialah film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrovis, overhead proyektor, stereo proyektor, micro proyektor, dan tachitoscopes.
1) Film bingkai (slide)
Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35mm, biasanya
dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik, atau karton. Selain ukuran tersebut masih ada ukuran yang lebih besar lagi, oversized slides (21/4x2,5 inci) dan latern slide (3,5x4 inci).
Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi panjang pendeknya. Tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan. Namun yang lazim, satu program bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-30 menit jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada yang hanya 10 buah, tapi ada juga yang sampai 160 buah atau lebih.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media pendidikan :
ü Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serempak;
ü Perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan;
ü Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas;
ü Film bingkai berada di bawah kontrol guru;
ü Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu dapat digunakan baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia;
ü Penyimpanannya mudah (praktis);
ü Film bngkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera;
ü Program film bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila dibandingkan media cetak yang berisi gambar yang sama;
ü Program flm bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki baik visual maupun audionya;
ü Film bingkai adalah media yang relatif sederhana, baik cara membuatnya maupun cara menggunakannya. Biayanya relatif murah;
ü Program dibuat dalam waktu singkat.
Selain kelebihan dan keuntungan diatas, film bingkai juga memiliki keterbatasan dan kelemahan yang perlu kita ketahui.
ü Seri program film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas maka dengan mudah gambar-gambar tersebut dapat hilang atau tertukar apabila penyimpanannya kurang baik;
ü Film bingkai hanya bisa menampilkan objek-objek secara diam, sehingga media ini kurang efektif bila dipakai untuk mencapai tujuan pelajaran yang bersifat gerakan;
ü Bila tidak ada ”daylight” screen, penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap;
ü Dibandingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkai jauh lebih mahal biayanya.
2) Film rangkai (film strip)
Berbeda dengan film bingkai, dalam media ini gambarnya berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ukuran filmnya bisanya sama dengan film bingkai, hanya saja panjangnya tergantung pada isi film. Ada 2 ukuran gambar : gambar tunggal (single frame) (dengan ukuran gambar ¾ inci x 1 inci) dan gambar ganda (double frame) (ukuran gambar 1 ½ inci x 1 inci).
Sebagai media pendidikan film rangkai mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
ü Kecepatan penyajian film rangkai dapat diatur, dapat ditambah narasi dengan kontrol guru;
ü Film rangkai dapai mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai;
ü Cocok untuk mengajarkan ketermpilan;
ü Urutan gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu kesatuan;
ü Penyimpanannya mudah, cukup digulung dan dimasukan ke dalm tempat khusus;
ü Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah pergambarnya dibandingkan film bingkai;
ü Dapat untuk belajar kelompok maupun individual.
Kelemahan yang pokok jika dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai de film rangkai.
3) Transparansi
Transparansi atau yang biasanya disebut overheada transparancy (OHT) adalah media visual yang dibuat di atas bahan transparan. Misalnya plastik atau film acetate. Transparansi memerlukan proyektor umtuk memproyeksikan pesan yang akan disampaikan. Proyektor yang digunakan adalah overhead proyektor (OHP).
Sebagai media pendidikan, media transparansi memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihannya antara lain :
ü Gambar yang diproyeksikan lebih jelas jika dibandingkan dengan gambar di papan. Ruangan tiadak perlu digelapakn, sehingga siswa dapat melihat sambil mencatat;
ü Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa;
ü Benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan meletakkannya di atas OHP, walaupun hasilnya hanya berupa bayang-bayang;
ü Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa;
ü Tak memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah digunakan;
ü Lebih sehat daripada papan tulis;
ü Praktis dapat digunakan untuk semua ukuran kelas ruangan;
ü Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan, terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap;
ü Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang;
ü Sepenuhnya di bawah kontrol guru;
ü Dapat dipakai sebagai petunjuk sistematika penyajian guru, dan apabila menggunakan bingkai, catatan tambahan untuk ,mengingatkan si guru dapat dibuat di atasnya;
ü Dapat menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada proyeksinya dengan menambahkan alat penyajian tertentu.
Sekalipun banyak kelebihan media transparansi, masih ada beberapa keterbatasan/kelemahannya, antara lain :
ü Transparansi memerlukan peralatan khusu untuk memproyeksikannya (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu;
ü Memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan teknik penyajian yang kompleks;
ü Oleh karena transparansi-transparansi itu lepas maka menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya;
ü Kalau kurang dikuasai teknik pemanfaatan serta potensinya ada kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung bersifat pasif.
4) Proyektor tak tembus pandang (opaque projector)
Disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan bahan transparan, tapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (opaque, benda-benda datar, tiga dimensi seperti misalnya mata uang, model, serta warna dan anyaman dapat diproyeksikan).
Kelebihan proyektor tak tembus pandang sebagai media pendidikan ialah bahwa bahan cetak pada buku, majalah, fotografi, bagan, digram, atau peta dapat diproyeksikan secara langsung tanpa dipindahkan ke dalam transparan terlebih dahulu. Jadi sangat memudahkan. Dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum, dan dapat memperbesar benda kecil menjadi besar papan, sehingga bahan yang semula hanya untuk individu jadi untuk seluruh kelas.
Kelemahannya ialah bahwa proyektor tak tembus pandang tidak seperti OHP harus digunakan dalam ruangan yang gelap.
5) Mikrofis (Microfiche)
Mikrofis adalah lembaran film transparan yang berisi pesan dengan lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang. Dengan menggunakan mikrofis halaman cetak yang luas dapat diringkas dalam bentuk film dengan perbandingan 1:12 bahkan dengan kartu mikro (micro card), 50 halaman buku biasa dapat diringkas dalam 1 lembar mikrofis. Isi mikrofis dapat dibaca dengan menggunakan alat pembaca kartu mikro (micro card reader).
Keuntungan yang terbesar dari alat ini ialah dapat menghemat ruangan. Keuntungannya yang lain ialah :
ü Mudah dikopi cetak, dan dipublikasikan dengan biaya yang relatif murah;
ü Bisa diproyeksikan ke layar lebar;
ü Karena dalam bentuk lembaran, ringkas, hemat tempat dan relatif untuk dikirim;
ü Informasi kepustakaan yang terletak di bagian atats lembaran mudah untuk diidentifikasi.
Kelemahan mikrofis yang perlu diperhatikan adalah :
ü Mahal pembuatan masternya;
ü Mudah hilang;
ü Bila telah banyak, sulit memfilenya sehingga mudah salah masuk filling.
6) Stereo Proyektor, Mikro Proyektor, dan Tachitoscopes
Pemakaian stereo proyektor, mikro proyektor, dan tachitoscopes sangat khusus dan terbatas. Stereo proyektor umumnya dipakai dalam bidang klinik laboratorium, dan studi analisis. Mikro proyektor banyak digunakan untuk studi dalam ilmu biologi. Sedangkan tachitoscopes pada dasarnya adalah peralatan proyektor diam yang dilengkapi dengan mekanisme tertentu sehingga dapat menampilkan flash exposures. Alat ini sangat tepat bila digunakan untuk meningkatkan kecepatan membaca, ingatan dan perhatian.
· MEDIA GRAFIS
Grafis merupakan media pengajaran yang paling mudah ditemui dan banyak digunakan. Sebagai halnya media lain, media grafis berfungsi untuk mnyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesannya dinyatakan dalam simbol kata-kata, gambar yang menggunakan ciri grafis yaitu garis. Selain fungsi tadi media grafis memiliki fungsi khusus yaitu menyederhanakan informasi dan memperjelas sajian agar mudah dipahami dan mudah diingat. Namun demikian penggunaan media grafis umumnya dikombinasikan dengan media lainnya. Media grafis banyak jenisnya beberapa diantaranya yang banyak dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar adalah grafik, bagan, diagram sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe.
· GRAFIK
Grafik adalah gambar untuk memvisualisasikan pesan. Grafik menunjukan hubungan proposional dan numerik yang memungkinkan pembaca dapat memahami dengan tepat dan cepat pesan yang disajikan. Grafik berfungsi untuk (a) menggambarkan data secara teliti, (b) menggambarkan perkembangan, (c) membandingkan atau menghubungkan 2 peristiwa dengan singkat dan jelas. Grafik dibuat dengan spesifik untuk kepentingan informasi, analisis, interpretasi, atau komparasi. Lima macam grafik umum yang dipakai adalah (a) garfik garis, (b) grafik batang, (c) grafik lingkaran, (d) grafik piktorial.
· BAGAN
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatau presentasi.
Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual atau proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
1. Dapat dimengerti anak;
2. Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit;
3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tak kehilangan daya tarik.
Ada beberapa jenis bagan, secara garis besar dapat digolongkan menjadi 2 yaitu bagan yang menyajikan pesan bertahap dan bagan yang menyajikan pesan sekaligus.
Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekalisus. Oleh karena itu dipakailah bagan yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Contoh bagan yang bersifat menunda penyampaian pesan ini antara lain, bagan balikan (flip chart) dan bagan tertutup (hiden chart).
Bagan yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam, antara lain : bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan awaktu (time line chart) dan stream chart.
· DIAGRAM
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram suatu skema menggambarkan strutur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar kompinennya atau sifat- sifat proses yang ada disitu.
Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Digram menyerhanakan yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang :
- Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelsan yang perlu;
- Cukup besar dan ditetapkan secra strategis;
- Penyusunannya disesuaikan dengan pola pembaca.
· SKETSA
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibua langsung oleh guru.
· POSTER
Poster umumnya bersifat simbolik, dirancang untuk memberi kesan dengan cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya memiliki ciri-ciri berwarna, menyajikan ide tunggal, tulisannya pun jelas, kaya dengan variasi, lugas, dan sering kali mengandung pernyataan yang berlebihan. Guru menggunakan media ini terutama untuk memulai, mengembangkan, dan menyimpulkan suati unit bahasan tertentu. Poster dapat dibuat diatas kertas, kain, batang kayu, seng dan bahan lainnya, ukurannya tergantung kebutuhan dan dapat dipasang pada tempat-tempat strategis.
· GAMBAR KARTUN
Gambar kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol dan kadang-kadang agak berlebihan untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap suatu, seseorang, situasi atau kejadian tertentu. Nilai pendidikannya cukup besar terutama untuk menarik perhatin dan dapat mempengaruhi sikap serta prilaku.
Gambar kartun biasanya hanya memuat esensi pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Guru-guru dapat menggunakan gambar kartun ini dalam prosese belajar mengajar melalui (1) papan tulis, (2) papan buletin, (3) bahan edaran, dan (4) gambar proyeksi.
· PETA DAN GLOBE
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Tapi secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang :
- Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya;
- Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain;
- Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti misalnya populasi atau pola bahasa atau adat istiadat;
- Data-data ekonomi, seperti misalnya hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional
Kecuali untuk kelebihan lain dari peta dan globe, jika dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
- Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain-lain;
- Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis;
- Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
Penggunaan peta dalam proses belajar mengajar bertujuan antara lain untuk (1) memberi pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi unit politik, daratan, wilayah perairan, (2) melengkapi pengetahuan dan informasi tentang jarak, arah, bentuk dan ukuran suatu wilayah, (3) menambah arti dari suatu bahan deskriptif, (4) merangsang minat dalam studi tentang kependudukan, geografis dan sebagainya.
· MEDIA AUDIO VISUAL
Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan media audio atau media visual semata. Media ini tidak hanya dapat menyampikan pesan-pesan yang lebih rumit, tapi juga realistis. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (1) media audio visual diam, dan (2) media audio visual gerak.
Jenis-jenis media pengajaran yang tergolong dalam media audio visual diam antara lain ”slow scan tv”, ”time shred tv”, tv diam, film rangkai bersuara, film bingkai bersuara, halaman bersuara, dan buku bersuara. Sedangkan yang tergoong dalm media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video, film tv, tv, holografi, video tapes dan gambar bersuara.
· TELEVISI (TV)
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Sebagai media pendidikan televisi mempunyai kelebihan-kelebihaan sebagai berikut :
- TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;
- TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak;
- TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton;
- TV mempunyai realitas dari film tapi juga mempunyai kelebihan yang lain yaitu immediacy (objek yang baru saja ditangkap kamera dapat segar dipertontonkan );
- Bersifat langsung dan nyata;
- Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas ruang dan waktu dapat dibatasi;
- Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV kan;
- TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar;
Beberapa kelemahan atau keterbatasan TV antara lain :
- Harga pesawat TV relatif murah;
- Sifat komunikasinya hanya satu arah;
- Jika akan dimanfaatkan di kelasa jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan;
- Program di luar kontrol guru;
- Besar gambar dan layar relatif kecil dibandingkan dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaaatkan terbatas.
Ada beberapa jaringan televisi terbatas yang sudah banyak digunakan antara lain closes circuit television (CCTV) dan cable television. Dengan menggunakan jaringan televisi siaran terbatas, seoarang guru yang mengajar di suatu ruangan tertentu, pelajarannya dapat diikuti oleh siswa yang ada di beberapa ruangan kelas yang berbeda-beda secara serentak. Kelebihan dari televisi siaran terbatas ini adalah (a) siarannya dapat dikontrol oleh guru, (b) dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasarana, (c) dapat memanfaatkan sumber-sumber lokal untuk kepentingan pengajaran, dan (d) dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.
· FILM
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar. Sebagai suatu media, keunggulan-keunggulan film antara lain :
1. Merupakan suatu denominator belajar yang umum baik anak yang cerdas maupun yang lamban;
2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi;
3. Film dapat menampilkan kembali masa dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau;
4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lain, horizon menjadi amat lebar dunia luar dapat dibawa masuk kelas;
5. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya;
6. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas;
7. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu;
8. Film meningkatkan perhatian anak;
9. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan.
10. Film bisa mengatasi keterbatasan daya indra kita (penglihatan);
11. Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Kelemahannya antara lain :
- Harga atau biaya produksinya relatif mahal;
- Film tak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran;
- Penggunaannya perlu ruangan gelap
· VIDEO
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita); bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
Kelebihan dari video adalah :
- Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya;
- Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis;
- Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian penyajiannya;
- Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;
- Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau;
- Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar;
- Gambar proyeksi biasa di”beku”kan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur dimana ia akan menghentikan gerakan gambar tersebut;
- Kontrol sepenuhnya di tangan guru;
- Ruanagan tak perlu digelapkan waktu penyajiannya/
Kelemahan dari video antara lain :
- Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan:
- Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah;
- Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang ditampilkan secara sempurna;
- Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
· MEDIA SERBA ANEKA
Banyak potensi suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Beberapa diantaranya seperti media tiga dimensi, teknik dramatisasi, sumber belajar pada masyarakat, simulator dan komputer. Beberapa diantaranya memiliki kesamaan karakteristik dengan media visual dan media audio visual. Namun karena begitu beragamnya media ini, ada pula perbedaan karakteristiknya dan karena itu tidak digolongkan ke dalam media audio, media visual maupun media audio visual. Untuk memperluas wawasan, media ini dapat disebut sebagai media serbaneka.
Realita atau benda sebenarnya misalnya, mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan media-media sebelumnya.papan tulis seringkali digolongkan ke dalam media visual. Namun dengan kekhususannya, media tersebut dibahas dalam kelompok media sebaneka. Demikian juga bermain peran, kerja lapangan, belajar dengan bantuan komputer, memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan media audio, visual dan audio visual.
1. PAPAN TULIS (BOARD)
Ada 5 macam board yang banyak digunakan antara lain : (a) clalk board, (b) bulletin board, (c)felt board, (d) magnetic board dan (e) elektrik board.
a) Chalkboard
Biasanya chalkboard merupakan bagian permanen dari suatu kelas, namun ada pula yang tidak pemanen sifatnya. Chalkboard banyak digunakan untuk :
- Memperjelas ide yang rumit,
- Menggambarkan pokok-pokok isi suatu pelajaran,
- Suplemen dari suatu kegiatan pelajaran,
- Menggambarkan garis besar prosedur dari suatu proses tertentu dengan arah yang jelas,
- Memvisualisasikan ide,
- Memotivasi siswa.
b) Papan Buletin
Papan buletin digunakan untuk menggambarkan penampilan umum dari suatu kelas papan buletin menampilkan suatu aktifitas belajar yang sedang berlaku di ruangan itu. Papan buletin digunakan untuk (1) memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menjadi menarik, (2) menciptakan kesiapan terutma untuk unit kerja yang baru, (3) memberi jalan keluar bagi siswa berbakat, (4) membangkitkan semangat dan moral kelas, dan (5) menggembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab diantara sesama siswa.
c) Papan Flannel
Flannel tersedia dalam berbagai variasi warna, murah, dan mudah didapat. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, pengembangan perbendaharaan kata-kata,dramatisasi, mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
d) Papan Magnetik
Jika pada papan flannel gaya ikatnya didasarkan pada friksi yang ditonjolkan, maka pada papan magnetik ini gaya itu digantikan oleh gaya magnet.
e) Papan Elektrik
Prinsip dari papan elektrik ini adalah mencocokkan pertanyaan degan jawaban yang di tandai degan menyalanya bola lampu
2.MEDIA TIGA DIMENSI
Media tiga dimensi dapat memberikan suatu perasaan akan realita. Karena media ini melibatkan lebih banyak pengertian dan perasaan di bandingkan degan media lainnya.media ini memberikan pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap tentang benda-benda nyata. Media tiga dimensi yang banyak digunakan dalam media pengajaran adalah model, mock-ups, diorama, sajian atau pameran, kit and loan boxes, spesimen, sampel, artifacts serta realita.
a. Model dan Mock-ups
Model adalah perwujudan suatu benda secara terskala,yang ukurannya yang mungkin sama, lebih kecil atau lebih besar dari aslinya.
Mock-ups adalah perwujudan tiruan atau penyederhanaan suatu benda model dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu : (1) model padat, (2) model penampangan potong, (3) model konstruksi, (4) model kerja.
Beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan agar penggunaan model sebagai media pengajaran menjadi lebih efektif : (1) model harus digunakan di kelas dengan kondisi semenarik mungkin, (2) setiap orang di dalam kelas itu harus dapat melihat model dengan mudah, (3) model harus digunakan dalam hubungannya dengan materi pelajaran lainnya, (4) siswa perlu diberi kesempatan semaksimal mungkin untuk menangani atau mencoba dan mengamati model, bertanya atau membuat generalisasi, (5) upayakan objek, simpel, atau model lainnya yang tak ada kaitannya dengan topik yang dibicarakan dialihkan dari perhatian siswa, (6) bila prlu siswa dilatih untuk membuat model untuk menjabarkan suatu objek, atau prinsip yang ia pelajari.
b. Diorama
Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran sejarah, geografi, bahkan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya.
c. Realita
Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya, tanpa perubahan. Dengan memanfaatkan realita dalam proses belajar siswa akan lebih aktif dapat mengamati, menangani, memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan sumber-sumber belajar serupa. Contoh lainnya pemanfaatan realita, misalnya guru membawa burung, kelinci, ikan ke dalam kelas atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan sekolah.
Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum mempergunakan realita sebagai media pengajaran yaitu :
- Karena benda nyata itu banyak macamnya mulai dari benda-benda hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-benda atau makhluk apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas secara efisien.
- Bagaiman caranya agar benda-benda itu sesuai dengan pola belajar mengajar di kelas
- Darimanakah kita dapat memperoleh benda-benda itu.
- Kalau ketiga hal itu sudah dipertimbangkan dengan masak maka pemanfaatan realita sebagai media pembelajaran dan sebagai sebagaian dari upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar akan semakin efektif.
3.SUMBER BELAJAR DARI MASYARAKAT
Beberapa kegiatan seperti kemah kerja, pertukaran guru dan murid, praktek lapangan, karyawisata, survey, mengundang penceramah di sekolah dan proyek pengabdian di masyarakat mungkin sudah pernah diprogramkan atau dilaksanakan oleh sekolah.
Pada dasarnya kegiatan diatas dapat disebut sebagai suatu media pengajaran. Memang untuk dapat menemukannya, guru harus cukup enerjik dan imajinatif, karena pemanfaatan sumber belajar pada masyarakat tidak hanya akan melibatkan orang, tempat, benda-benda tetapi juga ide-ide dan semua itu akan menambah vitalitas dan realitas belajar.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Mustikasari, ardiani (2008). MENGENAL MEDIA PEMBELAJARAN. Edu- articles.com, 18 Mei 2009
Anonim (2008). MEDIA PEMBELAJARAN. www.google.com, 15 April 2009